Bitcoin kini menghadapi momen krusial. Sebab, harganya sedang terkatung-katung di kisaran level resistance penting. Saat ini, harga Bitcoin bertengger di area dekat US$55.000. Beberapa hari ke depan akan menajdi penentu lintasan Bitcoin selanjutnya.
Jika Bitcoin gagal menembus level resistance krusial US$58.000, maka koreksi harga menuju US$48.000 bisa saja terjadi.
Bitcoin Terancam Amblas ke US$48.000 jika Support Rubuh
Pasar kripto sedang dibayangi oleh ketidakpastian ekonomi. Faktor-faktor makro seperti inflasi, kebijakan The Fed, dan indikator ekonomi lainnya telah memberikan tekanan besar pada sentimen pasar. Ketidakpastian yang terus berlanjut terkait kebijakan moneter AS, khususnya kemungkinan penurunan suku bunga, semakin membuat situasi tidak menentu.
Dengan inflasi yang masih menjulang tinggi dan pasar tenaga kerja menunjukkan tanda-tanda pelemahan, kemungkinan pelonggaran moneter yang agresif semakin memuncak. Secara historis, kondisi seperti ini berhasil menggenjot arus permintaan untuk aset alternatif, seperti Bitcoin.
Crypto Fear and Greed Index baru-baru ini turun ke 22, angka yang mencerminkan ketakutan yang meluas di kalangan investor. Sebagai informasi, alat ini berguna untuk mengukur sentimen pasar. Adapun terakhir kali indeks ini berada di level serendah ini adalah saat runtuhnya FTX pada November 2022 silam.
Seiring dengan pasar bersiap untuk menghadapi gejolak ekonomi lebih lanjut, beberapa analis percaya sentimen negatif ini bisa memicu penurunan harga Bitcoin lebih lanjut sebelum akhirnya terjadi pemulihan.
Barisan analis, termasuk Michaël van de Poppe dan Trader XO, juga tengah gencar memantau level US$58.000 dengan cermat. Menurut mereka, jika Bitcoin berhasil menembus penghalang ini, itu bisa menandakan kelanjutan tren bullish, dengan potensi menuju rekor harga tertinggi sepanjang masa (all-time high / ATH) baru.
Di sisi lain, bila gagal mencapai level ini, implikasinya Bitcoin bakal terkoreksi lebih dalam; US$48.000 dipandang sebagai level support signifikan berikutnya. Ini akan mewakili crash harga sebesar 10-15% dari level terkini, sejalan dengan koreksi pasar sebelumnya.
“Jika kita melihat time frame yang lebih rendah untuk Bitcoin, kita dapat melihat bahwa tren turun terus berlanjut. Ada beberapa level krusial dalam hal ini. Selama Bitcoin tetap di bawah US$58.000, saya percaya kita akan melihat US$53.000 dan mungkin bahkan US$48.000,” terang van de Poppe.
Kesimpulannya, aksi harga Bitcoin dalam beberapa hari mendatang akan super penting. Dengan ancaman penurunan ke US$48.000 yang mengintai, investor dianjurkan untuk tetap memantau faktor-faktor ekonomi makro serta kemampuan Bitcoin untuk menembus level resistance US$58.000. Adapun jika Bitcoin malah gagal melakukannya, maka harga bakal berada dalam kubangan tren turun dalam kurun waktu yang lebih lama lagi.
Bagaimana pendapat Anda tentang prospek harga Bitcoin (BTC) ke depannya mengacu pada analisis di atas? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.