Pergerakan harga Bitcoin (BTC) dalam 30 hari terakhir masih mencatatkan koreksi. Data CoinGecko memperlihatkan, dalam 1 bulan terakhir, harga BTC sudah tertekan 14,6% dan sekarang bertengger di level US$57.984. Meskipun demikian, trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, mengungkapkan pergerakan harga sang jawara kripto itu masih memiliki peluang untuk kembali mengunjungi level US$60.000.
Melalui keterangan resminya, Fyqieh menjelaskan bahwa setelah penurunan harga yang drastis, di mana BTC sempat diperdagangkan pada kisaran US$53.500, minat beli dari investor mulai meningkat.
Meski demikian, ia menekankan bahwa fluktuasi terbaru Bitcoin telah menurunkan harga di bawah moving average 50 hari dan 200 hari, yang menimbulkan keraguan akan kelanjutan tren kenaikan ini.
“Bitcoin memungkinkan untuk kembali menguji support sebelumnya di sekitar US$56.500. Meskipun struktur jangka pendek BTC masih bearish, tren jangka menengah hingga panjangnya tetap bullish,” ujar Fyqieh.
Perkembangan ETF Ethereum Jadi Katalis Positif dalam Pergerakan Bitcoin
Lebih lanjut, Fyqieh mengatakan salah satu faktor yang berpotensi mendorong harga Bitcoin kembali ke level US$60.000 adalah dinamika seputar persetujuan ETF Ethereum. Seperti diketahui, mayoritas penerbit ETF Ethereum, seperti BlackRock, Fidelity, VanEck, Franklin, 21Shares, dan Grayscale telah menyerahkan formulir S-1 yang diperbarui untuk produk anyar tersebut. Hal ini menandakan langkah maju dalam proses persetujuan ETF Ethereum spot.
Ditambahkan Fyqieh, pergerakan Bitcoin saat ini berada dalam kondisi oversold, dengan dua katalis potensial yang bisa mendongkrak harga, yaitu data CPI Amerika Serikat (AS) dan kemungkinan persetujuan Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) AS terhadap ETF Ethereum pada 18 Juli mendatang.
“Dua peristiwa itu dapat memicu terjadinya short-covering dan reli singkat, memberikan kelegaan sementara dari tren penurunan saat ini dan memberikan indikasi arah masa depan Bitcoin,” jelas Fyqieh.
Selain itu, ia juga menjelaskan skenario untuk kemungkinan pemulihan pasar. Ia mencatat bahwa indikator oversold menunjukkan potensi pembalikan jangka pendek, dengan dua dari tiga indikator pembalikan sekarang bullish.
“Meskipun Bitcoin menghadapi tantangan baru-baru ini, Relative Strength Index (RSI) berada di angka 38%, menunjukkan kondisi yang siap untuk kenaikan singkat. Namun, kehati-hatian investor diperlukan. Jika Bitcoin gagal menembus kisaran harga US$60.000-US$62.000, tekanan penurunan lebih lanjut bisa terjadi. Selama harga Bitcoin mampu bertahan di atas US$53.500, investor dapat mengantisipasi kembalinya BTC di atas US$58.500,” analisa Fyqieh.
Bagaimana pendapat Anda tentang peluang kenaikan harga Bitcoin (BTC) ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.