Indonesia Sabet Peringkat 3 Untuk Adopsi Kripto Global


Indonesia berhasil memperkuat posisinya di ruang aset digital global. Laporan dari perusahaan analitik blockchain, Chainalysis mengungkap, pada tahun 2024 negeri ini berada di peringkat 3 untuk adopsi kripto dunia, naik 4 tingkat dari tahun lalu yang berada di peringkat 7.

Posisi Indonesia berada di atas Amerika Serikat (AS), Vietnam, Ukraina dan Rusia yang masing-masing berada di ranking 4 hingga 7 dunia. Negeri ini hanya berada di bawah India dan juga Nigeria yang memimpin di posisi 1 dan 2.

Indonesia peringkat 3 untuk adopsi kripto global | Sumber: Chainalysis

Laporan bertajuk ‘The 2024 Global Crypto Adoption’ itu, mengulas 151 negara dari berbagai tolok ukur. Mulai dari nilai kripto yang diterima melalui layanan terpusat secara on-chain, hingga aktivitas transaksi yang berlangsung di ruang decentralized finance (DeFi).

Sikap tegas India terhadap entitas kripto asing tak berizin, rupanya memiliki dampak positif terhadap perkembangan ekosistem kripto disana. Pasalnya dengan kejelasan peraturan, mekanisme adopsi aset digital menjadi semakin mudah untuk dilaksanakan.

Penggunaan Protokol DeFi di Indonesia Berada di Peringkat Puncak

Menariknya, dari beberapa indikator, penggunaan protokol DeFi, baik dari nilai kripto secara keseluruhan dan juga nilai yang diterima oleh investor retail, Indonesia menduduki peringkat puncak. Sementara untuk nilai kripto secara keseluruhan di layanan terpusat maupun nilai yang diterima oleh investor retail di layanan tersebut berada di ranking 6.

Aktivitas kripto berdasarkan wilayah | Sumber : Chainalysis

“Tahun lalu, pertumbuhan adopsi kripto didorong oleh negara dengan pendapatan menengah ke bawah. Tetapi di tahun ini, aktivitas kripto di seluruh negara dari seluruh golongan pendapatan mengalami peningkatan. Sementara negara berpendapatan tinggi memperlihatkan penurunan sejak awal tahun 2024,” jelas Chainalysis.

Meluncurnya produk ETF Bitcoin di AS dikatakan Chainalysis ikut memacu adanya peningkatan nilai total aktivitas Bitcoin (BTC) di seluruh kawasan, dengan pertumbuhan secara tahunan yang masuk dalam kategori sangat kuat.

Sementara untuk DeFi, aktivitas yang melibatkan keuangan terdesentralisasi terpantau mengalami peningkatan secara signifikan di kawasan Afrika Sub-Sahara, Amerika Latin dan juga Eropa Timur. Kondisi ini berpeluang mendorong peningkatan altcoin di wilayah tersebut.

Bagaimana pendapat Anda tentang masuknya Indonesia dalam peringkat 3 untuk adopsi kripto global versi Chainalysis ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.





Source link

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *