Meneropong Peluang Franklin Templeton untuk Incar ETF Solana



Franklin Templeton, raksasa manajemen aset global yang kini menampung dana US$1,64 triliun, belum lama ini menyatakan dukungannya untuk Solana (SOL). Tak ayal, langkah ini memantik spekulasi tentang potensi exchange-traded fund (ETF) Solana spot.

Kemarin (23/7), ETF Ethereum milik Franklin Templeton resmi memulai debutnya. Produk tersebut berhasil membukukan arus masuk awal sebesar US$13,2 juta. Selain itu, ETF Bitcoin mereka tercatat sudah menampung aset lebih dari US$450 juta.

Akankah Franklin Templeton Ajukan Berkas ETF Solana?

Sorotan perusahaan pada Solana menandakan diversifikasi strategis di luar Bitcoin dan Ethereum.

“Selain Bitcoin dan Ethereum, ada perkembangan menarik dan besar lainnya yang kami yakini akan mendorong industri kripto ke depan. Solana telah membuktikan adopsi besar dan terus menunjukkan kematangannya, mengatasi kesulitan pertumbuhan teknologi dan menyoroti potensi arsitektur monolitik dengan throughput tinggi,” ujar Franklin Templeton.

Pandangan positif ini telah mengundang spekulasi tentang ETF Solana yang akan datang. Anggota komunitas percaya Franklin Templeton mungkin akan menjadi entitas berikutnya yang mengajukan ETF Solana spot, setelah VanEck dan 21Shares.

Sementara Nate Geraci, selaku Presiden ETF Store, turut menguatkan sentimen ini. Ia memprediksi bahwa ETF Solana akan menjadi produk ETF berikutnya.

Selain itu, ia juga mengantisipasi peluncuran ETF yang akan menggabungkan Bitcoin, Ethereum, dan Solana dalam waktu dekat. Sebagai catatan, prediksi Geraci bisa dibilang sangat bisa diandalkan. Hal ini berkaca pada rekam jejaknya yang akurat dalam mengantisipasi tren ETF kripto.

Lebih lanjut, diskusi ini juga menakar pergeseran menuju palet investasi yang lebih luas, menggabungkan strategi investasi aset tradisional dan digital. Matt Hougan, CIO Bitwise, turut mendukung pandangan ini.

“Dalam jangka panjang, saat kita melihat ke tahun 2025, kita akan memasuki era ETF kripto. Kita akan melihat ETF pada beberapa aset kripto, kita akan melihat ETF berbasis indeks,” Hougan berkomentar, mencatat pengajuan yang ada untuk ETF berbasis Solana.

Menambah perkembangan ini, Chicago Board Options Exchange (CBOE) baru-baru ini mengajukan formulir 19b-4 untuk ETF Solana ke Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) AS. Pengajuan ini menginisiasi proposal perubahan aturan, mengundang komentar publik dan menetapkan garis waktu keputusan yang berlangsung hingga tahun 2025.

Yang tak kalah penting, hasil politik juga bisa berdampak pada probabilitas persetujuan ETF ini.

“Sepertinya, ETF Solana akan memiliki tenggat waktu akhir pertengahan Maret 2025. Namun, antara sekarang dan nanti tanggal yang paling penting adalah di bulan November. Jika Trump menang, segalanya mungkin terjadi,” tutur analis ETF Eric Balchunas.

Kendati sebagian pemimpin industri memandang pengajuan ETF Solana dengan skeptisisme, sebagian yang lain mendukung kelayakannya. Nic, CEO CoinBureau, mengutip tidak adanya pasar futures CME, yang biasanya dibutuhkan SEC. Sebaliknya, Matthew Sigel dari tim aset digital VanEck berargumen bahwa pasar semacam itu tidak penting dalam rangka mengincar persetujuan SEC.

Bagaimana pendapat Anda tentang peluang Franklin Templeton bidik persetujuan ETF Solana menyusul ETF Ethereum? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.





Source link

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *