BeritaNasional.id, SITUBONDO JATIM – Dalam upaya memperkuat ketahanan pangan nasional, Kabupaten Situbondo melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, bekerja sama dengan Kodim 0823 Situbondo, meluncurkan program inovatif berupa irigasi perpompaan dan pengembangan padi organik. Langkah ini menjadi terobosan untuk mengatasi tantangan besar di sektor pertanian, seperti keterbatasan lahan, dampak lingkungan, dan kebutuhan pangan yang terus meningkat seiring pertumbuhan populasi.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dispertangan) Kabupaten Situbondo, Dadang Aries Bintoro mengatakan, pertanian saat ini menjadi salah satu sektor terpenting dunia, tetapi sekaligus penyumbang utama emisi gas rumah kaca dan degradasi lingkungan. Situasi ini diperburuk dengan semakin menyusutnya lahan subur serta terbatasnya subsidi pupuk kimia. Untuk itu, Kabupaten Situbondo mengambil tindakan nyata melalui program yang tidak hanya menjawab persoalan produksi pangan tetapi juga menjaga kelestarian lingkungan.
“Salah satu inisiatif utama adalah program irigasi perpompaan. Program ini dirancang untuk memastikan ketersediaan air di tengah ancaman kekeringan. Dengan memanfaatkan sumber air dari sungai, sumur bor, atau mata air, petani dapat terus menanam padi meskipun di musim kemarau,” ungkap Dadang Aries Bintoro. Selasa (26/11/2024).
Uniknya, program ini berbasis swakelola, di mana kelompok tani dan Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPA) memegang kendali penuh dalam merencanakan, melaksanakan, hingga mengawasi kegiatan ini. Pendekatan ini tidak hanya menjamin efisiensi tetapi juga memberdayakan petani dalam mengelola sumber daya mereka.
“Dengan irigasi perpompaan, kami memastikan bahwa kebutuhan air untuk pertanian terpenuhi, sehingga produktivitas tetap terjaga di segala musim,” ujar Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Situbondo, Dadang Aries Bintoro.
Kolaborasi ini juga melibatkan Kodim 0823 Situbondo, yang menunjukkan peran aktif TNI AD dalam menjaga ketahanan nasional melalui sektor pangan. “Salah satu lokasi program ini, yakni di Desa Battal, Kecamatan Panji, kini menjadi contoh sukses integrasi teknologi irigasi dan pertanian berkelanjutan,” ucapnya.
Dispertangan Kabupaten Situbondo memilih Desa Battal dan dua lainnya yaitu Desa Kalmpokan dan Desa Juglangan untuk program pengembangan budidaya padi organik dalam rangka pendekatan terhadap petani untuk menghindari penggunaan pupuk dan pestisida kimia sintetis.
“Sebagai gantinya, petani memanfaatkan bahan alami seperti kompos, pupuk hijau, dan fermentasi urin ternak sebagai pupuk organik cair,” lanjut Dadang.
Dadang Aries Bintoro menerangkan, Budidaya padi organik memiliki banyak manfaat, antara lain:
Mengembalikan Kesuburan Tanah, Pupuk organik memperbaiki struktur tanah yang telah mengalami degradasi.
Ramah Lingkungan, Penggunaan agensi hayati dan rotasi tanaman mengurangi dampak buruk terhadap ekosistem.
“Yang terakhir, Mengurangi Biaya Produksi, Ketergantungan terhadap pupuk kimia yang mahal dapat diminimalkan,” pungkasnya.
Pemerintah juga memberikan dukungan penuh kepada petani melalui penyediaan bibit unggul, pupuk organik, dan pestisida nabati. Petani pun dibekali pelatihan untuk membuat pupuk organik dan mengelola sistem